Sabtu, 06 Maret 2010

dimensiMU

Coba lihat disisi kiri tetrahedron itu.
Sepertinya sudutnya tampak lebih tumpul dari biasanya. Aneh !
Aduh.
Sial ! Besok hari terakhir penyerahan benda unik 3 dimensi itu.
aku tak berulah dan tak berniat mengutak atik barang yang ku kenal dari istilah matematika itu.
Ku biarkan sampai dia merubah wujudnya sendiri.
Sang mentari telah kembali keposisi awalnya.
Sempat letih aku menunggu pergeserannya.
Tapi yasudalah !
Bagaimana aku ini ? Sitetrahedron belum beres. Berlalu aku secepat pelari asal Kenya, yang belum berapa lama ini kudengar beritanya. Memijaki setiap ruas keramik yang mulai tampak tua dan kusam.
Seakan benda matematika itu mau melarikan diri.
Beruntungnya aku masih mendapati dia diposisi yang tidak berpindah meski mungkin 1cm pun.
Tapi tunggu dulu ! Coba ku menatap tajam kearah pemandangan yang membuatku bingung kemarin. Sepertinya ada yang ganjil, aku terus memperhatikan sudut kiri benda matematika favoritku itu.
Setelah serabut.serabut otakku mengirim impuls kepusat otakku, barulah aku menyadari bahwa tidak tampak lagi keanehan disitu.
Sudutnya telah terukur sempurna. Tetrahedron terteliti yang pernah ada.
Kubergegas meninggalkan ruang yang lusuh dan lembab itu.
Kukira aku akan mendapat ceramah panjang dari seorang yang cukup kukagumi karna kecerdasannya. Seiring aku menjatuhkan langkah 1 per 1 ketanah, otakku masih menyimpan pertanyaan besar.
Zat apa atau makhluk seperti apa yang begitu sempurnanya membuat benda matematika favoritku itu tampak lebih baik.
Tiba.tiba ku dikejutkan suara lantang didepan sana. Bärrie !
Ia pak.
Kataku cepat. Ternyata kusudah sampai ketempat yang hampir setiap saat kusinggahi itu.
Kenapa kau terlambat ?
Sudah kuduga pasti itu kalimat kedua yang ia katakan padaku. setelah memanggil nama khasku yang diciptakan oleh sosok yang sangat bertanggung jawab.
Sembari mencari alasan yang tepat aku pun langsung menjawab.
Tadi aku terlambat bangun pak.
Ku terpaksa mengatakan alasan klasik itu. Yang aku sendiri benci dengan kalimat itu.
Kulihat wajahnya memerah, yang tampaknya sedang menyiapkan kata.kata makian kepadaku.
Tapi tersentak matanya menatap tajam kearah tangan kananku tepat 30cm didepannya.
Dan langsung diraihnya benda unik 3 dimensi itu dari tanganku.
Ini sungguh pekerjaan yang sangat amat memuaskan. Kau seorang yang bertanggung jawab. Aku bangga memiliki murid sepertimu. Katanya lembut namun tegas. Yang tadinya prediksiku ia akan mengeluarkan kata ribut yang mungkin pedas.
Syukurlah. Pikirku.
Aku harus banyak berterimakasih kepada siapapun yang telah mengubah nasibku siang itu.
Pandanganku langsung merambat kearah horizontal, kira.kira 1 meter didepanku, tepat disisi pohon [ yang aku tidak tahu bahasa latinnya ] itu.
Dia tersenyum hangat padaku. Dan mengirim sinyal yang dapat kusimpulkan bahwa dia sosok yang ku harus banyak berterimakasih. "DIA" bagian dari hidupku.
Dan aku mulai sadar sekarang, dia mendukung, melindungi, dan menginginkan yang terbaik untukku.
"TERIMAKASIH MALAIKAT TERWIBAWAKU"


15:03
kamis.29.10.09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar